Saturday, September 23, 2017

Seru, Perjalanan Saya Menuju Paminggalan Sendana, Daerah di Pedalaman Majene

Satu yang terlintas dalam pikiran saya sebelum menuju Paminggalan, jaraknya jauh, dan iklimnya dingin. Apapun itu, perjalanan tetap dilakukan, dengan mengucap Bismillah, kami memulai perjalanan dari Somba, kota kecamatan Sendana tepat pukul 12.00 menuju Paminggalan dengan beberapa orang dari masyarakat Paminggalan yanag menunggu kami di Somba. Perjalanan ini adalah dalam rangka menghadiri kegiatan workshop pengembangan objek wisata berbasis komunitas adat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa Paminggalan.

Perjalanan menuju Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
jalur menuju desa paminggalan sendana
Persiapan menuju desa Paminggalan Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
jalur menuju desa paminggalan sendana majene
Kendaraan yang digunakan menuju desa Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Paminggalan adalah wilayah terpencil di kecamatan Sendana kabupaten Majene, Sulawesi Barat masuk kedalam administrasi desa Paminggalan. Jaraknya hanya sekitar beberapa km dari batas dengan wilayah desa Kalumammang, Kecamatan Alu, kabupaten Polewali Mandar.   Rute menuju Paminggalan juga sama ketika menuju desa Kalumammang, ada beberapa anak sungai kecil yang harus dilintasi tanpa menggunakan jembatan. Roda sepeda motor harus berkontak dengan dasar sungai, tak ada jembatan yang dibuat untuk melalui sungai, untuk sungai kecil mungkin tak mengapa, tetapi jik sungai besar dapat dibayangkan saat musim hujan, lalu lintas dari dan menuju desa Paminggalan mungkin akan terputus. 

Saya berkendara berdua dengan seorang pemuda Paminggalan, tepat berada di belakangnya yang mengemudikan kemudi sepeda motor. Ia pemuda asli Paminggalan baru saja terdaftar sebagai mahasiswa baru di Universitas Sulawesi Barat, keahliannya dalam mengendarai motor di perbukitan dan di dasar sungai menurut saya tidak perlu diragukan lagi, sepertinya ia sudah hafal betul dengan semua bentuk dan letak lubang di jalan menuju Paminggalan, dan tampaknya juga rute ini ia lalui setiap hari. 

Ragam tekstur jalan yang harus saya lalui menuju Paminggalan dari yang datar, mendaki hingga menurun, dengan ragam pemandangan hijau bukit dan lembah pedalama Sendana yang masih alami dan asri.   Saat sang pemuda mellui tikungan tajam, jalur pendakian, jurang disamping kiri kanan seolah tak ia hiraukan, gas ia geber terus, sesekali dibelakangnya saya menutup mata dan berpegangan/menarik bajunya (was was untuk menghindari kemungkinan yang akan terjadi, entah itu terjatuh dari motor ataupun terjun bebas ke jurang) itu yang terlintas di pikiran saya saat itu. Tapi lama-kelamaan saya sudah mulai terbiasa, terkadang untuk beberapa detik saya tidak duduk diatas sadel motor efek terangkat dari jok karena jalan yang rusak. Satu yang mencolok dari jalur menuju Paminggalan adalah jalur layan yang masih tak layak, masih berupa jalur jalan dengan batu-batuan yang lepas, jika pengemudi pemula maka pastilah akan kewalahan dengan sulitnya melalui jalur ini.

Sekitar 45 menit waktu yang kami habiskan untuk sampai ke desa Paminggalan dari Somba. Tak berapa lama kami disuguhkan makanan khas Mandar, orang-orang dari desa ini masih menggunakan bahasa Mandar. Kuliner yang hadir di meja diantaranya yaitu gogos, golla kambu, manyang mammis, lameayu rakang (ubi rebus). Golla kambu dan manyang mammis adalah dua kuliner yang mencolok dari Paminggalan, artinya kemungkinan ada stok pohon aren yang menjadi bahan baku kedua makanan dan minuman yang lezat ini. Manyang mammis adalah minuman yang diperoleh dari tandan pohon aren/enau manisnya tak perlu diragukan, jika ia diolah menjadi gula aren dan ditambahkan dengan parutan kelapa maka ia menjadi Golla kambu.

Setelah itu kami disajikan penampilan dari kelompok seni pencat silat Pakottau, seni bela diri yang juga ada dan lestari di Paminggalan, seni yang hampir ada di semua wilayah orang Mandar di Sulawesi Barat.

pemukul gendang pakkottau paminggaln sendana majene
Seorang bapak pemukul gendang untuk mengiringi pertunjukan Pakkotau di desa Paminggalan, kecamatan Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
pemukul gendang pakkottau paminggaln sendana majene
Pukulan gendang untuk mengiringi pertunjukan Pakkottau di desa Paminggalan, kecamatan Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Pertunjukan Pakkottau selalu saja mendapatkan penonton yang ramai, masyarakat setenpat juga tak ketinggalan menyaksikan pertunjukan dengan iringan gendang. Pertunjukan yang biasa dihadirkan saat terdapat kenduri di masyarakat Mandar misalnya pada acara pernikahan, sunatan, atau syukuran.
pakkottau paminggalan sendana majene
Pertunjukan seni bela diri Pakkotau di desa Paminggalan, kecamatan Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
pakkottau paminggalan sendana
Pertunjukan seni bela diri Pakkotau di desa Paminggalan, kecamatan Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Lalu rangkaian kunjungan kami dilanjutkan dengan Workshop Pengembangan Objek Wisata Desa Berbasis Komunitas Adat oleh Pemerintah desa setempat bekerjasama dengan AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nasional).
 
workshop pengembangan objek wisata desa paminggalan
Workshop pengembangan objek wisata berbasis komunitas adat (Foto : Indra Ariana)
workshop pengembangan objek wisata desa paminggalan sendana
Workshop pengembangan objek wisata berbasis komunitas adat (Foto : Indra Ariana)
  Terakhir kami bergerak menuju Air Terjun Paminggalan, air terjun dengan bentuk unik dan struktur batu yang menarik.  Ini yang paling seru, kami melakukan perjalanan dengan treking beberapa menit hingga sampai ke titik utama air terjun.


menuju air terjun paminggalan sendana
Perjalanan menuju Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)

Ada anak sungai kecil yang kami lalui sebelum sampai ke air terjun Paminggalan. Teman-teman harus mengangkat bagian celana agar tidak basah. Ini potret keasrian dan kealamian di Paminggalan yang dapat ditemukan secara langsung.

menuju air terjun paminggalan sendana majene
Perjalanan menuju Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
susana sekitar air terjun paminggalan sendana majene
Keadaan sekitar Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Titik Utama Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Aliran air di Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Air Terjun Paminggalan, kec. Sendana, kab. Majene, Sulawesi Barat (Foto : Indra Ariana)
Saya menghaturkan terimakasih untuk sambutan hangat masyarakat Paminggalan Sendana, budaya dan wisata Paminggalan dapat dijadikan sebagai tujuan kunjungan saat berada di Sendana, namun masih terbatas pada wisata petualangan dan minat khusus, karena akses menuju Paminggalan yang masih sulit. Paminggalan, 17 September 2017
  
Kontributor :
Foto : Indra Ariana
Teks : Indra Ariana, Muhammad Tom Andari

Post a Comment

Start typing and press Enter to search